It is the second of four books in the northern collection - a four part poetry journey to one's true north, with all books to be released by the end of 2020. Bahkan, ada beberapa gambar hitam putih yang ingin kuwarnai dengan pensil warna.Īku rekomendasikan buku ini untuk siapa pun yg menyukai laut, yg ingin belajar memaknai kehidupan lewat metafora terkait lautan, atau yg ingin tetap "bernapas" tenang di tengah segala kekacauan.The orchid is a poetry collection highlighting the eternal truth that all humans, like orchids, are uniquely different and beautiful in their own way. Ternyata menyenangkan juga mencorat-coret buku puisi. Ada puisi yg kukomentari, ada puisi yg kuajak "ngobrol", ada puisi yg kubalas dengan sebait puisi. Oh ya, banyak tulisan menarik dalam The Ocean yang membuat aku begitu menikmati membuat anotasi sana-sini. Mungkin kamu pernah rasain juga? Padahal, bukankah lebih menakutkan kalau kita hidup di tempat dangkal yang gitu-gitu aja? Kalau dikulik lagi, maknanya bisa jadi lebih dalam. Misalnya, wajar rasanya ketika kita takut akan gelapnya kedalaman (atau takut akan hal-hal yang gak kita tahu sebelumnya) karena kita gak bisa/biasa berada di tempat asing. Kalau kuperhatikan, penulis banyak menjabarkan hal-hal berkenaan dengan lautan & mengaitkannya dengan kehidupan. Bila di-explore lebih dalam, mungkin The Ocean akan sama kayanya seperti lautan betulan.Īda salah satu puisi yang cukup membuatku tertegun (halaman 67). Aku rasa "ocean" memuat banyak hal magis di dalamnya dan gak cuma berkutat dengan tiga kata itu. Di sisi lain, aku lumayan bosan dengan pemilihan kata yang itu-itu aja: salt, water, waves. Membacanya seolah gak ada jeda sehingga cukup membingungkan pembaca. The Ocean adalah tipe buku puisi yang gak pakai titik-koma. Sampai akhirnya ketemu karya yang berjudul "The Ocean", yg bercerita soal lautan, hidup, memori, masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.īuku ini dibuka dengan puisi yang datar-datar saja, tapi dari tengah ke akhir baru terasa jiwanya. Ketakutan akan gambar ikan raksasa pada ubin kolam renang sewaktu TK, juga kepanikan luar biasa saat hampir tenggelam, membekas trauma yg gak pengin diingat lagi. Berada di lautan, kadang bikin nyaman, kadang bikin ngeri.Īku gak bisa berenang. Jika ada yang begitu mencintai lautan, mungkin aku berada di nomor kesekian. The Ocean, buku yang mendekatkanku pada lautan. She also enjoys traveling and exploring the world with her favorite destinations being California, Australia and Indonesia. Besides from writing, she spends her time reading, doing yoga and drinking coffee with friends. Kamilla lives in a studio in Copenhagen and studies part-time on CBS. Her hope is to help others unfold into their fullest selves by healing the past and trusting in the power of the future. The northern collection is a testimonity of her path out of the pain through the arts of writing and illustrating. Kamilla's artistic journey started with a broken heart followed by a depression and a sense of lostness. The series is written for those struggling with finding their sense of self. The series has since then become complete with “the orchid”, “the ocean” and “the wolf”. Her debut poetry collection was released in 2020 and “the moon” reached #1 bestseller in her category. Her characteristic minimalistic style and sharp imagery has also caught attention from world renowned celebrities such as Ariana Grande, Khloe Kardashian and Gigi Hadid. In 2017, she started sharing her art on social media and has since gained a large, loyal following from all over the world. She is known for her way to express complex emotions with simple words and minimalistic drawings. Kamilla Tolnø - better known as K.tolnoe – is a Danish writer and poet.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |